RESPIRASI PADA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses
pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah
demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran ataupembakaran zat
sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energy atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah
karbohidrat.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan
yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan
yang mempelajari perikehidupan tumbuhan sudah demikian pesat berkembangnya juga
didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan, dan sistematika
tumbhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari atau mencari
keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk mempertahankan
kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energy yang
berkesinambungan. Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energy kimia
yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses
pelepasan energi yang menyediakan energi bagi keperluan seperti itu disebut dengan
respirasi. Respirasi sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organic oleh oksigen dari
udara membentuk karbondioksida dan air.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya,
umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi
aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi
secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob,
terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan
energy jauh lebih besar (36 ATP) dari pada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian
pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma
melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara
keduanya (aerobic fakultatif).
Oleh karena
permasalahan-permasalahan di atas, maka hal ini menjadikan penulis menyusun
makalah ini guna membahas lebih dalam mengenai respirasi pada tanaman.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di
atas maka dapat disusun rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai acuan dan
tolok ukur. Rumusan masalah tersebut antara lain adalah :
1.
Bagaimanakah pengertian
dari respirasi ?
2.
Bagaimanakah penggolongan respirasi ?
3.
Bagaimanakah respirasi
anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya ?
4.
Bagaimanakah
pengaruh
genangan air terhadap tanaman darat ?
5.
Bagaimanakah reaksi khemis pada respirasi aerob ?
6.
Bagaimanakah perbedaan fotosintesis dengan respirasi ?
7.
Bagaimanakah
tahapan respirasi ?
8.
Bagaimanakah
pengertian fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs ?
9.
Bagaimanakah
faktor yang mempengaruhi laju transpirasi ?
10. Bagaimanakah zat penghambat respirasi ?
C.
Bagaimanakah Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang
telah dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
pengertian
dari respirasi
2.
Mengetahui
penggolongan
respirasi
3.
Mengetahui
respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya
4.
Mengetahui
pengaruh
genangan air terhadap tanaman darat
5.
Mengetahui
reaksi
khemis pada respirasi aerob
6.
Mengetahui perbedaan fotosintesis dengan respirasi
7.
Mengetahui
tahapan respirasi
8.
Mengetahui
pengertian fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs
9.
Mengetahui
faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
10.
Mengetahui
zat penghambat respirasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses
penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua
penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan
baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas
makhluk hidup memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada
seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik
pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada
karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa
oleh oksigen akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan tersusun atas
jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel
(Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau
bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua tumbuhan bernapas
dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil
benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang
bernapas secara anaeraob mendapatkan energy dengan cara menguraikan bahan –
bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob /
anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air
tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen
diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara
difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan
daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di
daerah rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut
akar napas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat
penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa
reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan
sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas
enzim (Kimball, 1983).
Mahluk hidup memerlukan respirasi
untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan
menyangkut proses pembebasan energy kimiawi menjadi energy yang diperlukan untuk
aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis yang
dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu menyebabkan
seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk
melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian
oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara
melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut : C6H12O6
+ 6 O2 ®6 CO2 + 6 H2O
Reaksi penguraian glukosa sampai
menjadi H2O, CO2 dan energy melalui tiga tahap, yaitu glikolisis, daur Krebs,
dan transport electron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa perubahan glukosa
menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber
electron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur
Krebs (daur tri karboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat
secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energy kimia. Reaksi ini terjadi disertai
dengan rantai transportasi electron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut
pada akhirnya dibuang keluar tubuh melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak
memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa
yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin
(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatic tertentu lainnya, seperti lignin. Sedangkan
energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses respirasi dapat digunakan
untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Laju respirasi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut :
a.
Ketersediaan substrat
Tumbuhan dengan kandungan substrat
yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya
bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
b.
KetersediaanOksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies.
Bahkan, pengaruh oksigen berbedaan antara organ satu dengan yang lain pada tumbuhan
yang sama.
c.
Suhu
Umumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10°C. Namun, hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d.
Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolism sehingga kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan
berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi
yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua (Ross, 1995).
B.
Penggolongan respirasi
Ditinjau dari kebutuhannya
akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.
Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob
yaitu respirasi yang menggunakan oksigen-oksigen bebas untuk mendapatkan energi.
Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan : C6H12O6 +
6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal. Dalam
kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.
2.
Respirasi Anaerobik (anaerob)
Respirasi
anaerobic adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energy tanpa
menggunkan oksigen. Respirasi anaerobic menggunakan senyawa tertentu misalnya asam
fosfoenol piruvat atau asetaldehida, sehingga pengikat hydrogen dan membentuk asam
laktat atau alcohol. Respirasi anaerobic terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen,
akantumbuhan yang terendam air, biji-biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen,
sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobic pada peragian
adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa
juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol,
karbondioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan
karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >>
2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal.
Dari persamaan
reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri
anaerobic seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan
dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapatterjadi jika luka tertutup sehingga
member kemungkinan bakteri tambah subur (Lukman, 1997).
C.
Respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta
hasilnya.
Terjadi jika
persediaan oksigin bebas di bawah minimum. Tiap jaringan tanaman mempunyai
tanggapan lain terhadap hal ini. Contohnya :
kecambah jagung yang tidak dapat mempertahankan hidupnya di dalam suatu tempat
yang tidak ada oksiginnya sama sekali, sedangkan buah apel dan pir dapat bertahan
berbulan-bulan didalam penyimpanan, dimana hanya ada hidrogen. Buah-buahan
tersebut menghasilkan CO2 sebagai tanda bahwa masih terjadi respirasi terus.
Hasil dari respirasi tersebut yaitu asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat, asam susu.
D.
Pengaruh genangan air terhadap tanaman darat.
Tanaman yang
biasa hidup di darat bila tergenang air agak lama akan terancam kehidupannya.
Hal ini karena respirasi aerob terhenti sama sekali, sedangkan respirasi
anaerob tak mungkin mencukupi energi yang dibutuhkannya, serta akumulasi dari
hasil akhir respirasi itu lama-kelamaan merupakan racun bagi jaringan-jaringan
tesangkut.
E.
Reaksi hemis pada respirasi aerob
F.
Perbedaan fotosintesis dan respirasi
1.
Fotosintesis
Proses penyusunan atau anabolisme
atau asimilasi. Berlangsung optimal pada siang hari.
Reaksi : 6CO2 + 6H2O à C6H12O6 +
6O2 + 38 ATP. Tempat berlangsung : Kloroplas
2.
Respirasi
Proses pembongkaran atau katabolisme
atau disimilas. Proses optimal pada malam hari. Reaksi : C6H12O6 + 6O2 à 6CO2 + 6H2O
+ 675 kal. Tempat berlangsung : mitokondria
G.
Tahapan
respirasi
1.
Penangkapan oksigen dari
lingkungan
2.
Proses transport gas – gas
dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
3.
Oksigen masuk ke dalam setiap
sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, sitoplasma dan
membran sel.
4.
CO2 yang dihasilkan berdifusi
ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel.
5.
Setelah mengambil O2 dari
udara, kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan,
antara lain : Glikolisis, dekarboksilasi ksidatif,
siklus asam sitrat dan transpor elektron.
H.
Fosforilasi,
glikolisis, dan lingkaran krebs.
1.
Fosforilasi
Yaitu
penambahan fosfat pda molekul-molekul glukosa. Proses fosforilasi : penambahan
1 fosfat oleh ATP terbentuk glukosa 6 fosfat kemudian ATP menyusut menjadi ADP.
Proses ini berlangsung memerlukan enzim heksokinase dan bantuan ion-ion Mg2+. Hasilnya : fruktosa 1,6-difosfat
2.
Glikolisis
Berasal dari
kata latin “ glykos” yaitu gula, “lysis” yaitu pemecahan.Tahapan perubahan glukosa
menjadi dua molekul asam piruvat terjadi di sitosol. Karbohidrat diubah menjadi
heksosa fosfat , dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat, kemudian dioksidasi
menjadi dua molekul piruvat. Glikoslisis menghasilkan sejumlah kecil ATP dan
NADH. Glukosa à Glukosa 6-fosfat àFruktosa 1,6 difosfat à3-fosfogliseral dehid (PGAL)
/ Triosa fosfat Asam piravat. Hasil : 2 molekul asam pivarat, 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
/ Triosa fosfat Asam piravat. Hasil : 2 molekul asam pivarat, 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
3.
Lingkaran
krebs
Lingkaran
krebs merupakan urutan kejadian dari oksidasi asam piruvat secara aerob. Piruvat yang dihasilkandari glikolisisditransport
ke matriks mitokondria melalui protein transport khusus. Kemudian
didekarboksilasi dalam suatu reaksi oksidasi oleh enzim piruvat dehidrogenase. Hasilnya
: NADH, CO2 dan Asam Asetat dalam bentuk Asetil koA
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Respirasi adalah proses
penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua
penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Mahluk hidup
memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada tumbuhan. Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen,
suhu, tipe dan umur tumbuhan. Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen,
respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob dan respirasi anaerob.
B.
Saran
1. Diharapkan supaya pemberian materi tiap-tiap kelompok jelas, sehingga tiap
kelompok bisa mendapatkan giliran maju untuk presentasi dan tidak berulang kali
membuat bahan presentasi jika belum mendapat kesempatan maju pada salah 1
materi yang dibahas.
2. Diharapkan dikegiatan perkuliahan tidak hanya presentasi terus menerus,
tetapi dosen juga harus menerangkan materi.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno,
S. 2007. Ilmu tanah. Akademi ke Presindo : Jakarta.
Karama,
A, S, etl. 1994. Penggunaan pupuk organic pada tanaman pangan. Simposium
Hortikultura Nasional.
Lakitan,
B. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Rajawali Press : Jakarta
Mengkel,
Ry, et,al. 1979. The principle of plant nutrition potast in werbloafen. Bren
Switzerland.
Mayers,
Ry, et.al. 1997. The Syncronisation of Nutritent Mineralization and Plant
Nutrient Demand in Management of tropical soil fertility. Agronomy journal
87: 642-648.
Nandu,
M. 1981. Studies on the appropriate proportion of organic and chemical
fertilizer thesis. Agriculture University Cormbatre.
Novitan.
2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. Jakarta : Agromedia Pustaka.
izin kutip kak
BalasHapusizin nyimak mba,,
BalasHapusizin baca mbak :))
BalasHapusHX Nordic Topgene - Hypoallergenic Titanium Earrings - Titsanium
BalasHapusHX Nordic damascus titanium Topgene is one of the finest quality high quality, ultra high quality earrings from infiniti pro rainbow titanium flat iron HX Nordic. 2017 ford fusion hybrid titanium It's high titanium vs steel quality in design, fit and has a good Material: HX NordicType: HX Nordic titanium guitar chords
er999 wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china,wholesale jerseys from china gx374
BalasHapus